Jumat, 17 Januari 2014

MISTERI UMUR 40 TAHUN

MISTERI UMUR 40 TAHUN
Penulis : Ali Bin Sa’id Bin Da’jam
Peringkas : Khotibul Umam
pengantar 
Salah satu alasan pribadi yang mendorong penulis untuk menulis buku ini adalah, renungan dalam surat al-Ahqof ayat 15, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَArtinya “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".

Mengapa di usia 40 tahun
 Ketika seseorang telah memasuki usia 40 tahun, maka, saat inilah yang tepat untuk mengoreksi kehidupan di masa lalu, apakah ia banyak berbuat kebaikan yang bisa mengatarkannya kepada husnul khatimah, ataukah justru ia habiskan untuk bermaksiat dan pada usia inilah ia harus banyak mengambil manfaat dan pelajaran atas apa yang telah di lakukan di masa lalu.

Yang demikian ini karena Alloh telah menyebutkan secara khusus dalam al-Qur’an tentang usia 40 tahun ini. Dan ini sudah sangat cukup untuk dijadikan bahan perenungan tentang pengkhususan usia ini, karena pada saat usia 40 tahun akal dan pemahaman manusia telah sampai pada puncaknya, yang berarti pada masa sebelum dan sesudah usia 40 tahun kesempurnaannya kurang.[1] 

Maka kekuatan manusia ini berada di antara dua kelemahan, serta hidupnya berada di antara dua kematian,  Alloh subhanahu wa ta’ala berfrman :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً 
Artinya Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Qs; ar-Ruum ; 54
 
Beberapa sebab usia 40 tahun di sebutkan secara khusus dalal al-Qur’an, diantaranya :
1.    Pada usia 40 tahun akal seseorang telah mencapai puncaknya, dan pemahamannya serta kelembutannya juga telah sempurna.
2.    Seseorang yang telah mencapai usia 40 tahun secara umum kondisinya tidak akan berubah yaitu sebagaimana adanya.
3.    Usia 40 tahun adalah batasan bagi manusia dalam hal kebahagiaan dan kesuksesannya.
4.    Sesungguhnya hujjah (dalil-dalil) dari Alloh ta’ala telah sempurna baginya.
5.    Ketika seseorang telah berusia 40 tahun Alloh ta’ala telah menghilangkan kebodohan pada masa mudanya.
6.    Dengan sampainya seseorang pada masa usia 40 tahun, sesungguhnya ia harus mengerti tentang kewajiban dari Alloh ta’ala dalam hal al-Haq.
7.    Usia sebelum dan sesudah 40 tahun artinya adalah kondisi kekrangan, jika lebih dari 40 tahun sudah mulai berkurang dan kekuatan sudah mulai melemah secara bertahap.
8.    Usia 40 tahun adalah puncak dalam kekuatan dan pertumbuhannya, yang kemudian setelah itu akan jadi permulaan menuju kepada kekurangan.
Usia 40 tahun dalam pandangan al-Qur’an dan as-Sunnah
Usia 40 tahun disebutkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, para salafus shalih telah memahami ini secara sempurna , sehingga pada masa usai 40 tahun adalah masa kebaikan amalan mereka, dan merupakan hari-hari yang terbaik bagi mereka.
Alloh ta’ala berfirman pada beberapa ayat dalam al-Qur’an :
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya : “dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan ke- padanya Hikmah (kenabian) dan pengetahuan. dan Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”.(Qs; al-Qashas : 14 )
Dan Alloh ta’ala juga berfirman dalam ayat yang lain :
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
Artinya : “dan Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”. (Qs; faathir : 37 )
Sebagian besar para salafus shalih rahimahumulloh berpendapat dalam memahami ayat-ayat di atas, dengan pemahaman antara lain :
1.    Sesungguhnya yang di maksud dengan mencapai usia dewasa adalah usia 40 tahun
2.    Sebuah keserasian hidup akan terjadi pada diri seseorang jika sudah mencapai usia 40 tahun.
3.    Yang lain memahami bahwa usia yang selalu di ingat oleh orang yang selalu ingat adalah usia 40 tahun.
Usia 40 tahun dengan uban
Uban (hampir) selalu menemani usia 40 tahun. Terkadang ia datang mendahului dan terkadang ia juga datang bersamaan munculnya dengan datangnya usia 40 tahun, sangat sedikit dan jarang bahwa keduanya akan datang sendiri-sendiri.
Imam al-Qurthubi berkata : “ uban akan datang ketika telah sempurna usia 40 tahun “.[2]
Imam al-Qurthubi juga berkata : “ uban datang pada saat usia dewasa, dan ia merupakan tanda perpisahan pada masa anak-anak”.[3]
v Sikap manusia terhadap uban di antaranya :
a.      Mereka yang ridha dan tenang akan datangnya uban dan menganggapnya sebagai peringatan, sehingga mereka bisa menjadi lebih baik.
b.      Mereka yang tidak peduli serta menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak patut untuk diperhatikan, dan menganggap tidak ada yang istimewa.
c.       Mereka berpaling dari uban, serta cepat-cepat menyembunyikannya dengan cara menyemirnya dengan warna lain, karena beranggapan bahwa uban identik dengan kesialan, namun faktanya walapun demikian tetap saja uban tidak bisa di hindari.

Kebanyakan para ulama’ menganggap uban sebagai peringatan dari Alloh, yang terdapat dalam fimannya :
وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ
Artinya : “dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan[4]?. (faathir :37)
Ibnu hajar rahimahululloh berkata : “ para ahli tafsir berbeda pendapat dengan yang di maksud ayat di atas, namun kebanyakan berpendapat bahwa yang di maksudkan dengannya adalah uban ( rambut putih ), karena uban datang pada usia dewasa dan setelahnya. Dan ia merupkan tanda perpisahan dengan masa anak-anak yang mana pada masa anak-anak itu adalah masa bermain”.[5]
v Beberapa sebab munculnya uban :
1.      Sebagaimana yang dijelaskan oleh ‘abdul malik bin marawan dalam jawabannya ketika di Tanya: “sungguh cepat ubanmu muncul”. Ia menjawab : “ bagaimana tidak!, sementara aku hadapkan akal dan pikiranku kepada orang banyak setiap hari jum’at sekali atau dua kali”.
2.      Demikian pula (rasa takut terhadap munculnya uban, karena rasa takut akan mengacaukan jiwa).[6] Imam al-Munawy rohimahululloh berkata : “rasa ketakutan akan mewariskan uban sebelum saatnya”.[7]
3.      Demikian pula uban akan bertambah di karenakan kegundahan dan kesedihan seseorang. Maka jika kesedihan dan kegundahan telah memnuhi seseorang, niscaya ubannya pun akan cepat datang.
Imam al-Ghazaly rahimahululloh berkata :” uban itu muncul di sebabkan kesedihan dan rasa takut”.
4.      Termasuk yang menyebabkan cepatnya uban datang adalah karena tidak adanya kemantapan jiwa dan keluarga.
5.      Bias juga banyaknya uban yang tumbuh di sebabkan terlalu banyak memakai minyak rambut. Anas radiyallohu ‘anhu pernah ditanya : “ apakah nabi pernah memakai minyak penyubur rambut ?”. ia menjawab :” nabi sholullohu ‘alaihi wasallam tidak memiliki uban kecuali sangat sedikit”.
v Bab disukainya mengecat uban dengan warna kuning atau merah dan diharamkannya dengan warna hitam.
Diriwayatkan dari sahabat jabir rodiyallohu ‘anhu ia berkata : “ abu quhafah di hadapkan kepada rosululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam pada hari fathu makkah, sementara rambut kepala dan jenggotnya putih sekali laksana sebuah tumbuhan kapas maka nabi shalallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
غيّروا هذا بشئ واجتنبوا السواد
Artinya : “ rubahlah warna ini (putih) dengan warna lain dan jauhilah warna hitam”.
v  Bab tentang menyelisihi orang yahudi dalam mengecat rambut
Diriwayatkan dari sahabat abu hurairah bahwa nabi bersabda :
إِنَّ الْيَهُوْدَ وَ النَّصَرَى لَا يَصْبَغُوْنَ فَخَالِفُهُمْ
Artinya : “ sesungguhnya orang-orang yahudi dan nashrani mereka tidak menyemir rambutnya, maka selisihilah mereka “.
Ø usia 40 tahun dalam pandangan ilmu kedokteran dan ilmu social
para dokter berkata :” sesungguhnya penyakit gula bila datang sebelum usia 40 tahun berarti disebabkan karena factor keturunan, adapun jika datang sesudah usia 40 tahun maka dikarenakan sebab tertentu”.[8]
Para wanita di nasehati untuk hamil dan melahirkan hingga usia 40 tahun, jika melewati usia tersebut, maka dibutuhkan pengawasan dan perhatian yang lebih intensif pada masa kehamilannya.
Sedang menurut ilmu sosialogi atau kemanusiaan, maka periode usia dari (18-30 tahun dinamakan dengan “kedewasaan din”. Yang kemudian diikuti dengan  masa “dewasa”, yaitu usia di antara 31 sampai 60 tahun kemudian menjadi menurun (berkurang) kekuatannya, baik secara kejiwaan maupun fisiknya secara bertahap. Lalu di ikuti oleh periode “tua”, yaitu usia 60 tahun ke atas.[9]
Apa yang di harapkan dari seseorang yang telah mencapai usia 40 tahun atau sesudahnya ?
Dan sesungguhnya sebaik-baik pahala yang di harapkan dari orang yang telah mencapai usia 40 tahun adalah hal yang berkaitan dengan roh dan kejiwaan, bukan dalam hal fisik.
v  Kesimpulan dari surat al-Ahqof ayat 15 sekaligus kesimpulan dari buku tersebut
1.   Permohonan agar mendapat ilham serta keinginan yang kuat dan taufiq ( pertolongan dari Alloh ta’ala bagi hambanya untuk bersyukur kepadanya atas segala nikmatnya, mengamalkan amal shalih yang di ridhoi-Nya
2.   Agar Alloh ta’ala memperbaiki anak keturunannya. Diriwayatkan oleh ibnu abi hatim bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan tentang anaknya kepada thalhah bin musharrif radiyallohu ‘anhu, maka thalhah berkata kepadanya : “ minta tolonglah dalam masalah anakmu dengan ayat “ ya raabku tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat engkau”.[10]
3.   Hendaklah ia memperbaharui taubat dan kembali kepada Alloh ta’ala, bertekad untuk melakukannya, dan harus selalu dilakukan dalam setiap waktu dan kesempatan. Namun di usia 40 tahun lebih diutamakan dan di tekankan.
Wallohu ‘alam bis shawab…


[1]Lihat tafsir at-Thobari; (XXll/114).
[2]Lihat tafsir al-Qurthubi (Vll.276).
[3]Lihat tafsir al-Qurthubi (Vll.276).
[4]Yang di maksud dengan pemberi peringatan adala uban
[5]Lihat faatul baari (Xl/239).
[6] Lihat tafsir qurthubi, (lX/1)
[7] Lihat faidhul qadir, (lV/168)
[8] Lihat fii khidmati maaridh as sukar (11-12)
[9] Lihat qiraa’at fil ilmi al ijtima’I, karya DR hmad kamal, hal. 2
[10] Lihat tafsir qurthubi, (XVll/168)

0 Comments:

Posting Komentar