Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v :
فَدِيْنُ اْلمُسْلِمِيْنَ مَبْنِيٌّ عَلَى كِتَابِ اللهِ
وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ وَمَا اتَّفَقَتْ عَلَيْهِ اْلأَئِمَّةُ، فَهَذِهِ
الثَّلاَثَةُ أَصُوْلٌ مَعْصُوْمَةٌ (مجموعة فتاوى ابن تيمية 20/164)
"Agama kaum muslimin dibangun atas dasar; mengikuti
kitabullah, Sunnah Rasul-Nya dan kesepatakan para imam (ijma')" (lihat
Majmu'ah Fatawa Ibnu Taimiyah 20/164)
Abdullah bin Mas'ud z berkata:
إِنَّكُمْ سَتَجِدُوْنَ أَقْوَامًا يَزْعُمُوْنَ أَنَّهُمْ
يَدْعُوْنَكُمْ إِلَى كَتَابِ اللهِ وَقَدْ نَبَذُوْهُ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ فَعَلَيْكُمْ
بِالْعِلْمِ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّبَدُّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّنَطُّعَ وَإِيَّاكُمْ
وَالتَّعَمُّقَ وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ (رواه اللالكائي في شرح أصول اعتقاد
أهل السنة والجماعة 1/97)
"Kalian akan menemui golongan-golongan yang mengaku
mengajak kalian kepada kitabullah, padahal mereka menaruhnya dibelakang
punggung mereka. Maka kalian harus berilmu dan janganlah berbuat bid'ah,
janganlah berlebih-lebihan dalam beramal ataupun perkataan dan berpeganglah
kepada para pendahulu (salaf) (HR. Al-Lalika'iy, Syarhu Ushuli I'tiqodi Ahlis
Sunnah wal Jama'ah 1/97)
Asy-Sya'bi v berkata:
عَلَيْكَ بِآثَارِ السَّلَفِ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ وَإِيَّاكَ
وَآرَاءَ الرِّجَالِ وَإِنْ زَخْرَفُوْهَا لَكَ بِالْقَوْرِ (إعلام الموقعين
1/152)
"Berpeganglah kepada peninggalan para salaf walaupun
karenanya kamu ditolak oleh orang banyak, jauhilah pendapat para tokoh,
walaupun mereka menghiasi perkataan mereka." (I'lamul Muwaqi'in, Ibnu
Qoyim Al-Jauziyah 1/152)
Abdullah bin Mas'ud radhiaallahu'anhu berkata:
مَنْ كَانَ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ
اللهِ n فَإِنَّهُمْ أَبَرُّ قُلُوْبًا وَأَعْمَقُهَا
عِلْمًا وَأَقَلُّهَا تَكَلُّفًا وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا وَأَحْسَنُهَا حَالاً،
قَوْمٌ اِخْتَارَهُمُ الله ُلِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ،
فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْا آثاَرَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا
عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ (إعلام الموقعين 4/139)
"Barangsiapa yang mengikuti seseorang hendaklah ia mengikuti para sahabat Rasulullah
n . Karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik hati manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam
ilmu manusia. Mereka paling sedikit bebannya (tidak mengadakan urusan-urusan
yang memberatkan diri), paling lurus jalan (hidup)nya dan paling baik keadaan
akhlaknya. Suatu kaum yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya
dan menegakkan agama-Nya, maka ketahuilah
keutamaan mereka dan ikutilah atsar-atsarnya (jejak langkahnya) karena
sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus." (I'lamul Muwaqi'in
4/139)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib zberwasiat:
اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْئِ
الآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنٌ، فَكُوْنُوْا مِنْ
أَبْنَآءِ اْلآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَآءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ
الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابٌ وَغَدًّا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ
"Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang, dan
keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan
menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab
(perhitungan), dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal." (HR.
Bukhori secara Mu'allaqa)
Imam Malik v berkata:
لاَيَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ اْلأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا
صَلُحَ بِهِ أَوَّلهُاَ
"Generasi akhir ummat ini tidak akan baik kecuali dengan
(jalan hidup) yang telah menjadikan baik generasi pendahulunya." (Dikutip
dari buku Khutbatul Jum'at Pilihan hal. 197)
Sufyan Ats-Tsauri v berkata:
الْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ مِنَ
اْلمَعْصِيَّةِ. اْلمَعْصِيَّةُ يُتَابُ مِنْهَا وَاْلبِدْعَةُ لاَيُتَابُ مِنْهَا
(شرح أصول الإعتقاد أهل السنة والجماعة للكائي 1/132)
"Perbuatan bid'ah itu lebih disukai iblis dari pada
perbuatan maksiat, karena yang melakukan maksiat akan bertaubat dari
kemaksiatannya sementara orang yang melakukan bid'ah tidak akan bertaubat dari
kebid'ahannya." (Syarh Ushulil I'tiqadi Ahli Sunnah wal Jama'ah,
Al-Lalikaiy 1/132)
Ayub As-Sikhtiyani v berkata:
مَازْدَادُ صَاحِبُ بِدْعَةٍ اجْتِهَادًا إِلاَّ
ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْدًا (الأمر بالاتباع والنهي عن الابتداع، للإمام السيوطي
: 66)
"Tidaklah seorang yang melakukan bid'ah semakin
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kebid'ahannya melainkan ia akan semakin
jauh dari Allah." (Al-Amru bil Ittiba' wan Nahyu 'Anil Ibtida', Imam
As-Suyuti, hal. 66)
Abdullah bin Umar z berkata:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ
حَسَنَةً (المدخل إلى السنن الكبرى للبيهقي رفم : 191)
"Setiap bid'a itu adalah sesat, sekalipun orang-orang
memandang hal itu tampak baik." (Al-Madkhol ilas Sunanil Kubra,
Al-Baihaqi, no. 191)
Ibnul Qoyim v berkata:
احْذَرُوْا مِنَ النَّاسِ صِنْفَيْنِ: صَاحِبُ هَوَى
قَدْ فَتَنَهُ هَوَاهُ وَصَاحِبُ دُنْيَا أَعْمَتْهُ دُنْيَاهُ (إغاثة اللهفان،
لابن القيم الجوزية، 2/586)
"Waspadalah kalian terhadap dua tipe manusia, pengikut hawa
nafsu yang diperbudak oleh hawa nafsunya
dan pemburu dunia yang telah dibutakan (hatinya) lantara dunia (yang telah
dicapainya)" (Ighotsatul Lahfan, Ibnul Qoyim Al-Jauziyah 2/586)
Imam Malik v berkata:
مَنِ ابْتَدَعَ فِيْ اِلإِسْلاَمِ بِدْعَةً يَرَاهَا
حَسَنَةً فَقَدْ زَعِمَ أَنَّ مُحَمَّدًا خَانَ الرِّسَالَةَ، لِأَنَّ اللهَ
تَعَالَى يَقُوْلُ: (الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِيْنًا) فَمَا لَمْ يَكُنْ
يَوْمَئِذٍ دِيْنًا فَلاَيَكُنِ اْليَوْمَ دِيْنًا
"Barangsiapa mengada-adakan dalam Islam suatu bid'ah dia
melihatnya sebagai suatu kebaikan maka dia telah menuduh Muhammad menghianari
risalah, karena Allah telah berfirman: "Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu
agamamu, dan telah kucupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Ku ridhoi Islam
menjadi agamamu." Maka sesuatu yang bukan termasuk ajaran agama pada hari
itu (saat hidup Rasul), bukan pula termasuk ajaran agama pada hari ini."
(Dakwatul Kholaf Ila Thoriqis Salaf, Muhammad bin Ali bin Ahmad Bafadhl, hal.)
Umayyah bin Shalt v berkata:
أَيُّمَا شَاطِنٌ عَصَاهُ عَكَاهُ وَرَمَاهُ فِيْ
السِّجْنِ وَاْلأَغْلاَلِ
"Siapa yang tidak mampu mengendalikan lidahnya, ia akan
menjerumuskan yang punya kedalam penjara dan belenggu rantai." (Edisi
terjemah, Mashoibul Insan Min Makaidisy Syaithan, Al-Imam Ibrahim bin Muhammad bin Muflih
Al-Maqdisi Al-Hanbali, hal. 8)
Abdullah bin Mas'ud zberkata:
الْقَصْدُ فِي السُنَّةِ خَيْرٌ مِنَ اْلإِجْتِهَادِ فِي
اْلبِدْعَةِ (رواه الدارمي، رقم : 223)
"Sederhana dalam Sunnah lebih baik dari pada bersungguh
dalam masalah bid'ah." (HR. Ad-Darimi no. 223, dishahihkan oleh Al-Hakim
dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)
Abdullah bin Mas'ud zberkata:
تَعَلَّمُوْا اْلعِلْمَ قَبْلَ أَنْ يُقْبَضَ، وَقَبْضُهُ
أَنْ يَذْهَبَ أَهْلُهُ، أَلاَ وَإِيَّاكُمْ
وَالتَنَطُّعِ وَالتَعَمُّقِ وَالْبِدَعِ، وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ
(رواه الدارمي، رقم 144 بسند ضعيف)
"Pelajirah ilmu sebelum itu hilang, dan hilangnya ilmu itu
dikarenakan wafatnya para ahlina. Ingatlah! Hendaknya kamu menjauhi memfasih-fasihkan
dalam perkataan, berpanjang lebar dalam ucapan, dan bid'ah (menciptakan hal-hal
yang baru dalam masalah agama), dan hendaknya kalian berpegang teguh kepada
yang lama (salaf). (HR. Ad-Darimi no. 144, sanadnya dianggap dhoif)
Ibnu Abbas zberkata:
إِنَّ أَبْغَضُ اْلأُمُوْرِ إِلَى اللهِ تَعَالَى
الْبِدَعُ، وَإِنَّ مِنَ اْلبِدَعِ اْلاِعْتِكَافُ فِي الْمَسْجِدِ الَّتِيْ فِي
الدُوْرِ
"Hal yang paling dibenci oleh Allah adalah bid'ah, dan
diantara perbuatan yang termasuk dalam perbuatan bid'ah adalah beri'tikaf di
masjid dengan membuat lingkarang." (Al-Baihaqi, As-Sunan Al-Kubra 4/316)
Umar bin Abdul Aziz v berkata:
أُصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى، وَاْلإِقْتِصَادِ
فِيْ أَمْرِهِ، وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ رَسُوْلِه n ، وَتَرَكَ مَا أَحْدَثَ الْمُحْدِثُوْنَ
بَعْدُ
"Aku berwasiat kepadamu untuk selalu bertakwa kepada Allah,
menjalankan perintah-Nya, mengikuti Sunnah Rasul-Nya, dan meninggalkan sesuatu
yang disampaikan oleh orag-orang yang senantiasa menciptakan hal-hal yang baru
(dalam masalah agama) sepeninggalanku." (Bid'ah yang dibungkus dengan
hadits palsu, Abu Syama', hal. 40)
Umar bin Khattab zberkata:
نِعْمَتِ اْلبِدْعَةُ هَذِهِ يَعْنِيْ إِنَّهَا
مُحْدَثَةُ لَمْ تَكُنْ، وَإِذَا كَانَتْ فَلَيْسَ فِيْهِ رَدٌّ لِمَا مَضَى
"Ini adalah bid'ah yang baik, yakni yang baru yang belum ada sebelumnya. Tetapi
jika dilaksanakan, maka tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada
sebelumnya." (Bid'ah yang dibungkus dengan hadits palsu, Abu Syama', hal. 59)
Semoga Bermanfaat
0 Comments:
Posting Komentar